Tuesday, August 27, 2019

5 Sosok Ini Berpengaruh Di Bidang Kesehatan Indonesia Loh

Figure pahlawan tidak cuma sebatas mereka yg bertarung dengan mengangkut senjata di medan perang menentang tentara lawan saja. Mereka yg bertarung di sektor kesehatan juga pantas digelari pahlawan atas layanan besar buat Indonesia.

Infonawacita. com memilihkan beberapa nama pahlawan kesehatan buat Anda. Tersebut daftar beberapa nama pahlawan di sektor kesehatan yg dilansir dari beragam sumber :

1. Prof. Dr. Gerrit A. Siwabessy

G. A. Siwabessy diabadikan jadi nama Reaktor Serba Untuk di Serpong, Propinsi Banten. (poto : terapeak. com & BATAN)
Prof. Dr. Gerrit A. Siwabessy lahir di Desa Ullath, Pulau Saparua, 19 Agustus 1914. Dia sebagai lulusan dari Sekolah Kedokteran NIAS di Surabaya pada tahun 1942.



Pada tahun 1949 dia menyambung studi ke Inggris (London) serta memahami sektor Radiologi serta Kedokteran Nuklir di London University. Disaat kembali pada Indonesia tahun 1962 diangkat jadi Kepala Sisi Radiologi (Pengetahuan Cahaya) pada rumah sakit pusat atau Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) .

Selanjutnya Dr. Siwabessy menekuni pembinaan di sektor radiologi salah satunya : membangun Sekolah Asisten Rontgen di RSCM, melatih beberapa dokter penyakit paru-paru, mengontrol serta membina kegiatan-kegiatan klinis dalam sektor radiologi di rumah sakit pemerintah ataupun swasta. Dr. Siwabessy selanjutnya diangkat jadi Kepala Instansi Radiologi Departemen Kesehatan juga berubah menjadi ketua dari Panitia Penyilidikan Radioaktivitas serta Tenaga Atom.

Pada tahun 1954 didirikanlah Tubuh Tenaga Atom Nasional (BATAN) serta Siwabessy berubah menjadi direkturnya. Dua tahun selanjutnya dia dikukuhkan jadi Guru Besar Radiologi pada Fakultas Kedokteran Kampus Indonesia.
Simak Juga : contoh teks biografi

Siwabessy sempat juga mengepalai Klub Dokter Kepresidenan. Pada Kabinet Pembangunan dia berubah menjadi Menteri Kesehatan saat dua periode.

Dia wafat di Jakarta pada tahun 1981. Tokoh nasional serta “Bapak Atom” Indonesia ini dihargai jasa-jasa serta pengabdiannya oleh Pemerintah RI serta bangsa Indonesia jadi satu orang Mahaputera Indonesia yg besar serta diberi bintang paling tinggi yakni Bintang Mahaputera Khusus.

2. Abdulrachman Saleh

Abdulrachman Saleh (poto : merdeka. com)
Abdulrachman Saleh dilahirkan pada tanggal 1 Juli 1909, di kampung Ketapang (Kwitang Barat) Jakarta. Pria yg mengenyam pendidikan kedokteran di STOVIA (School Tot Opleiding van Inlandsche Artsen) serta GHS (Geneeskundige Hoge School) ini sebagai figure dokter yg memahami pengetahuan pengetahuan faal.

Lantaran pengetahuan faal yg diciptakan oleh Abdulrachman Saleh diterima secara baik, karena itu pada 5 Desember 1958 Kampus Indonesia mengambil keputusan ia jadi Bapak Pengetahuan Faal Indonesia.

Walaupun dia satu orang dokter, namun dia dapat dalam membuat satu pemancar yg diberi nama Tayangan Radio Indonesia Merdeka, yg memiliki fungsi buat menyiarkan semua berita perihal Indonesia khususnya perihal proklamasi Indonesia serta bisa didengar sampai luar negeri. Pada 11 September 1945, anak dari Mohammad Saleh ini ikut bertindak dalam membangun Radio Republik Indonesia.

3. Prof. Dr. Sardjito

Prof. Dr. Sardjito (sampel : Blogspot Letaba346)
Prof. Dr. Sardjito lahir pada 13 Agustus 1889 di desa Purwodadi, Kawedanan, Mageran, daerah Keresidenan Madiun. Pada tahun 1907 Sardjito menyambung tahap pendidikannya ke pendidikan tinggi kedokteran di STOVIA (School toot Opleiding voor Indische Artsen) dan menggapai gelar dokter dengan predikat jadi lulusan terhebat di tahun 1915.

Rektor pertama Kampus Gadja Mada (UGM) ini pantas dikatakan sebagai pahlawan kesehatan. Dikarenakan, sewaktu hidupnya Sardjito sebagai pemuka lahirnya Palang Merah Indonesia. Sewaktu perang dulu, Sardjito mengusahakan maksimal supaya adanya obat-obatan serta vitamin buat beberapa prajurit atau tentara Indonesia selamanya tercukupi. Bahkan juga dia pernah membangun pos kesehatan tentara di Yogyakarta serta seputarnya. Saat ini, namanya udah berubah menjadi nama satu Rumah Sakit (RS) di Yogyakarta.

4. Hasri Ainun Habibie

BJ Habibie serta Hasri Ainun Habibie (poto : hipwee. com)
Figure wanita hebat yg satu ini yakni istri dari eks Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie. Sewaktu hidup, mendiang Hasri Ainun Habibie membangun bank mata yg punyai fungsi lumayan besar buat kelangsungan hidup penduduk Indonesia. Perbuatan mulia ini memperoleh animo demikian besar dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nila F. Moeloek.

Dalam serangkaian acara Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-50 di Taman Makam Pahlawan Nasional (TMPN) Kalibata pada Selasa (4/11/2014) lalu, makam Ainun berubah menjadi pusara pertama yg diberi bunga oleh Menkes. Atas nama Bangsa Indonesia, Menkes ucapkan terima kasih terhadap almarhumah, lantaran layanan yg demikian fantastis yg diberi sewaktu hidup.

“Beliau memang sebatas satu orang dokter anak, namun disaat dia telah tidak berubah menjadi istri presiden, malahan dia jadi membuat suatu bank mata yg demikian berfaedah buat penduduk Indonesia, ” kata Nila kala itu.
Artikel Terkait : Angka romawi 1-100

5. Dr. Moewardi

Suatu plakat di Museum Dr. Moewardi. Saran dari komune Majelis Pandu Indonesia buat jadikan Dr. Moewardi jadi Bapak Pandu Indonesia. (Poto : R. Andi Widjanarko, ISJ)
Moewardi yakni satu orang dokter spesialis telinga, hidung serta tenggorokan lulusan STOVIA. Dia lahir di Pati, Jawa Tengah pada 1907. Waktu belajar di STOVIA, dia turut masuk di Jong Java serta Indonesia Muda. Diluar itu, Moewardi sempat juga berubah menjadi pimpinan umum Pandu Berkebangsaan yg selanjutnya berubah nama berubah menjadi Kepanduan Bangsa indonesia (KBI) .

Moewardi sempat dipilih jadi Ketua Umum Barisan Pendahulu menukar Bung Karno selesai Proklamasi Kemerdekaan. Atas perintah Dr. Moewardi, Barisan Pendahulu persiapkan implementasi Acara Pembacaan Teks Proklamasi yg dikerjakan di Pegangsaan Timur pada 16 Agustus 1945.

Pernah menentang beberapa tindakan anti pemerintah yg dilancarkan oleh Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang disebut onderbouw PKI, Dr. Moewardi juga diculik oleh serangkaian orang tidak diketahui pada 13 September 1948. Kala diculik, ia tengah kerjakan praktik jadi dokter di RS Jebres, Solo.

Lewat SK Presiden RI No. 190 tahun 1964, dia diberi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Namanya diabadikan jadi nama rumah sakit di Solo, RSUD DR. Moewardi.

No comments:

Post a Comment