Thursday, August 22, 2019

Beginilah Bukit Soeharto Kalimantan Timur Pengganti Ibu Kota RI

Bukit Soeharto di Kecamatan Semboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, disebut yaitu salah satunya area calon ibu kota baru. Presiden Joko Widodo udah bertandang ke bukit yang disukai banyak orang dengan nama Taman Rimba Raya Bukit Soeharto, Selasa (7/5/2019) . Area taman rimba seluas 61. 850 hektare itu ada di dua kabupaten, ialah Kabupaten Kutai Kartanegara serta Kabupaten Penajam Paser Utara.
Simak Juga : contoh kata baku dan tidak baku

 Tempatnya dapat ditempuh dengan jalan darat dalam saat 1, 5 jam dari Samarinda atau 45 menit dari Balikpapan. Beberapa daerah sekarang dilalui oleh ruas Tol Balikpapan-Samarinda. Tol sejumlah Rp 6, 2 triliun itu melintasi selama 24 km. dalam Tahura Bukit Soeharto sebagai daerah konservasi. Bacalah juga : Plus Minus Gunung Mas serta Bukit Soeharto, Calon Ibu Kota Baru Ratu Beatrix serta Presiden Soeharto Daerah Bukit Soeharto kalau mencari lewat Google Maps (repro sasar monitor Google Maps) Dikutip dari Anatarnews. com, Ratu Beatrix dari Belanda termasuk juga tokoh yang sempat mengatakan terpukau pada hasil pengendalian konservasi atau reboisasi di Taman Rimba Raya Bukit Soeharto pada pertengahan 1990-an. Masa itu, Bukit Soeharto yang punyai luas kira-kira 61. 000 hektare termasuk juga teras atau contoh kesuksesan Indonesia dalam melestarikan lingkungan. Salah satunya Menteri Kehutanan pada masa pemerintahan Soeharto, ialah Djamaludin Suryohadikusumo senantiasa bawa tamu negara yang mau memandang pengendalian rimba di Indonesia ke Bukit Soeharto. Melekatnya nama " Soeharto " di bukit dengan ekosistem rimba tropis dataran rendah itu mengakibatkan daerah itu termasuk juga " angker " untuk mereka yang bermaksud melaksanakan aktivitas yang dapat mengakibatkan kerusakan rimba. Bacalah juga : Feeling Jokowi bab Ibu Kota Negara Baru : Bukit Soeharto, Gunung Mas, atau Daerah Segitiga? Waktu itu, Soeharto memerintahkan biar Departemen Kehutanan menyertakan semua pemegang hak pengendalian rimba (HPH) di Kalimantan timur dalam pelestariannya. Antara daerah itu ada bumi perkemahan yang indah lantaran ada kolam serta pondok-pondok, dan ada zone daerah rimba lindung dan rimba riset Kampus Mulawarman. Tapi bukit riskan terbakar. Terdaftar kebakaran besar sempat berlangsung di bukit itu pada musim kemarau tahun 1982, 1985, 1993, serta 1998. Kebakaran Bukit Soeharto jadi perhatian dunia lantaran daerah itu jadi contoh pengendalian rimba di Indonesia. Penamaan yang sesuai nama Presiden RI ke dua itu tidak terlepas dari peristiwa jika Soeharto sempat melaksanakan perjalanan darat dari Balikpapan ke Samarinda melalui bukit itu. Bacalah juga : Perjalanan Jokowi Cari Ibu Kota Baru, dari Bukit Soeharto Kalimantan timur ke Segitiga Kalimantan tengah Diluar itu, Soeharto sempat keluarkan peraturan berkaitan pelindungan rimba di daerah itu. Pada tahun 1976 Gubernur Kalimantan Timur keluarkan keputusan jika rimba di jalan jalan Samarinda-Balikpapan selama 36 km jadi zone produksi serta zone pelestarian lingkungan. Lalu pada 1982 keluar Surat Ketetapan Menteri Pertanian nomer 818/Kpts/Um/11/1982 mengenai Penentuan Rimba Lindung Bukit Soeharto seluas 27. 000 hektare. Peraturan lain diteruskan pada 1987 mengenai Surat Ketetapan Menteri Kehutanan nomer 245/Kpts-II/1987 tanggal 18 Agustus 1987 mengenai pergantian status daerah rimba lindung Bukit Soeharto jadi rimba wisata hingga luas Rimba Wisata Bukit Soeharto kira-kira 64. 850 hektare.
Artikel Terkait : arti implementasi

Pada 1991 dikeluarkan keputusan jika daerah Rimba Wisata Bukit Soeharto seluas 61. 850 hektare jadi daerah rimba dengan kegunaan jadi Rimba Wisata lewat Surat Ketetapan Menteri Kehutanan nomer 270/Kpts-II/1991, 20 Mei 1991. Pada masa Orde Baru, masyarakat yang bertempat di daerah itu cuma seputar 2. 000 orang, tapi banyaknya terus semakin bertambah dengan seiringnya waktu. Pada 2004 Pergantian kegunaan Taman Wisata Alam Bukit Soeharto seluas 61. 850 hektar jadi Taman Rimba Raya lewat Surat Ketetapan Menteri Kehutanan nomer 419/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004. Tapi waktu pemerintahan Orde Baru selesai, bukit itu hampir dilupakan. Dikutip dari Di antara, Pemkab Kutai Kartanegara sempat berencana untuk buka tambang batu bara besar di Bukit Soeharto, tapi waktu itu beberapa puluh LSM lingkungan hidup di Kalimantan timur menyatu menampik ide itu. Bacalah juga : Tahu Bukit Soeharto, Calon Area Ibu Kota Baru yang Didatangi Jokowi Pemkab Kutai Kartanegara udah keluarkan izin konsesi batu bara yang direncanakan udah masuk dalam daerah konservasi itu. Bagian bagian di daerah itu sekarang ada jalan perusahaan untuk membawa batu bara. Diambil dari tulisan berjudul " Bukit Soeharto Cuma untuk Konservasi " yang muncul di Harian Kompas pada 3 September 2001, keberadaannya dipandang berguna untuk hajat hidup banyak orang. Sekurang-kurangnya ada tiga sungai besar yang bersumber ke Sungai Mahakam di wilayah ini. Daerah ini terbagi dalam daerah rimba lindung serta daerah safari dengan luas 19. 865 hektar, taman wisata 4. 400 hektar, rimba pendidikan 1. 500 hektar, Rimba Riset Pusat Rehabilitasi Rimba Tropis Unmul 22. 183 hektar, Wanariset Samboja 3, 504 hektar, serta ruangan perkemahan pramuka 2. 700 hektar. Dalam daerah ini pula ada Pusat Reintroduksi serta Rehabilitasi Orangutan Wanariset Samboja serta rimba pendidikan Kampus Mulawarman.

No comments:

Post a Comment