Wednesday, August 14, 2019

Yuk Intip Ukur Kelayakan Proyek melalui empat hitungan

Dalam usaha property, tetap ada ukuran-ukuran kelayakannya. Lantaran kedepannya akan jadi isyarat beberapa angka di atas kertas dan saldo-saldo Anda di atas rekening. Minimal Anda dapat gunakan empat sinyal di bawah ini.

Keuntungan margin yakni prosentase dari laba berbanding dengan omzet. Kian besar, tentu saja kian bagus. Tak ada standard sedikitnya baku, tapi secara umum kira-kira 20 %. Ini juga dapat lebih, serta bisa juga kurang. Pokoknya kian besar prosentasenya, kian bagus.

Simak Juga : FPB
- A. Omzet = Rp1 miliar

- B. Cost Bahan Baku = Rp600 juta

- C. Cost Adum (Administrasi serta umum) = Rp100 juta

- D. Laba –> (A-B-C) = Rp300 juta

- E. Keuntungan Margin = Rp300 juta : Rp1 miliar x 100 % = 30 %

Apa keuntungan cuma 5 % terus project dipandang tak pantas? Belum semestinya pula sich, lantaran ada sinyal yang lain yang dapat diperlukan.

Return On Investment (ROI) , tingkat pengembalian atas investasi. Bahasa gampangnya yakni berapakah modal yang Anda berikan dalam usaha serta membuahkan berapakah uang berbentuk rasio.

Contoh untuk membuat project beromzet 1 miliar dalam perkiraan waktu project 2 tahun serta diperlukan modal investasi Rp300 juta.

- A. Omzet = Rp1 miliar

- B. Cost Bahan Baku = Rp600 juta

- C. Cost Adum (Administrasi serta umum) = Rp100 juta

- D. Laba –> (A-B-C) = Rp300 juta

- Karena itu ROI yakni (D : Modal Investasi x 100 %) = Rp300 juta : Rp300 juta x 100 % = 100 %. Apabila disetahunkan jadi 50 % (project dua tahun) .

Untuk menyebutkan pantas atau mungkin tidak usaha ini karena itu harus ketimbang apabila mode investasi ditanam atau diinvestasikan ke model investasi yang lain. Contoh dideposito (5-8 %) , ketimbang dengan inflasi (6 %) ,  suku bunga credit (10-15 %) , inflasi emas (20 %) .

Break Even Poin (BEP) biasa disebutkan titik impas. Banyak entrepreneur salah makna dari apakah itu BEP. BEP yakni dimana semuanya cost tercover dari omzet sampai-sampai profitnya 0. Keuntungan 0 ini yakni titik impas. Bahasa Jawanya bak buk.

Contoh dengan satu project sejumlah keseluruhan Rp1 miliar dengan lima unit rumah. Bermakna per unit rumah harga Rp200 juta. Anggapan cost berdasarkan contoh awalnya.

- A. Cost Bahan Baku = Rp600 juta.

- B. Cost Adum (Administrasi serta umum) = Rp100 juta

- C. Karena itu titik impas saat omzet raih Rp700 juta.

- D. Apabila harga jual satu rumah sejumlah Rp200 juta karena itu titik impas pada unit ke = Rp700 juta : Rp200 juta = 3, 5 unit

- E. Mempunyai arti unit ke-4 telah mempunyai kandungan keuntungan.

Titik impas bisa juga disimpulkan “angka aman”. Karena itu untuk amankan cost adum (condong biayanya masih biarpun tak jualan) , karena itu omzet dikurangi cost bahan baku mesti sama seperti cost adum. Apabila Anda bisa menguber “angka aman” karena itu penjualan selanjutnya yakni murni keuntungan (selesai dikurangi cost langsung/cost bahan baku) .

Payback Period, mempunyai arti kapan modal investasi itu dapat kembali. Kita pakai contoh yang sama seperti di atas. Awalnya dalam satu project perumahan, semestinya yang pertama dibiayai yakni cost tersebut, selanjutnya apabila sudah raih titik impas/BEP, automatis modal investasi pula sudah ditarik lantaran modal investasi yakni untuk mengongkosi BIAYA diawalnya project khan? Serta yang paling akhir yakni menarik keuntungan.

Dengan anggapan di atas, karena itu Payback Period butuh dialih bahasa dalam sistem kas yang lebih mendalam. Akan tetapi untuk mempermudah Anda, kami sederhanakan saja. Masih gunakan contoh penghitungan di atas. Anggapan omzet 1M dengan lama project 24 bulan (2 tahun) .

- A . Omzet = Rp1 miliar

- B. Cost Bahan Baku = Rp600 juta

- C. Cost Adum (Administrasi serta umum) = Rp100 juta

- D. Laba –> (A-B-C) = Rp300 juta

- E. Anggapan arus kas masuk 24 bulan = Rp41, 6 juta

- PayBack Period = cost : arus kas = Rp700 juta : Rp41, 6 juta = 16, 8 bulan

Apabila kita memandang contoh, karena itu Payback Periodnya 16, 8 bulan (orang keuangan biasa membulatkan jadi 17 bulan) . Kian cepat kian baik tentu saja. Bermakna selesai bulan ke 17 dapat disebutkan usaha berjalan tiada modal. Lantaran modalnya telah kembali khan?
Artikel Terkait : rumus irr

Nah demikian sinyal kelayakan usaha yang umum diperlukan. Untuk project atau usaha berjangka panjang (contoh jalan tol) ada banyak sinyal yang lain untuk menilainya kelayakan bisnisnya. Misalnya IRR (Internal Rate Ratio) , Future Value, dsb. Namun 4 sinyal di atas sudahlah cukup wakili sinyal bahwasannya project pantas atau mungkin tidak.

Oh iya, di dunia keuangan diketahui yang namanya “ceteris paribus” dimana keadaan pergantian dilalaikan. Mengapa? Lantaran usaha itu uncertainty alias tak masih situasionalnya. Namun untuk mengalkulasi kelayakan, segalanya mesti dianggat certainty alias ceteris paribus.

No comments:

Post a Comment