Monday, October 7, 2019

Simaklah Mengenal Teori Pelangi Al-Farisi

Al-Farisi menyarankan suatu teori baru perihal pelangi. Menurutnya, pelangi berlangsung sebab cahaya sinar matahari dibiaskan kedua kalinya dengan air yang turun. Satu atau lebih pemantulan sinar berlangsung antara dua pembiasan.

" Ia (al-Farisi) menunjukkan teori perihal pelanginya lewat riset yang luas gunakan suatu susunan transparan berisi air serta suatu camera obscura, " kata J. J O'Connor, serta E. F. Robertson dalam karyanya bertopik " Kamal al-Din Abu'l Hasan Muhammad Al-Farisi " .
Simak Juga : luas permukaan bola

Al-Farisi juga disadari udah mengenalkan dua penambahan sumber pembiasan, ialah di permukaan di antara bejana kaca serta air. Dalam karyanya, al-farisi mengatakan perihal warna pelangi. Dia udah berikan ide untuk warga fisika kekinian perihal trik membuat warna.

Banyak pakar sebelum al-Farisi berasumsi bahwai warna sebagai hasil suatu pencampuran di antara gelap dengan jelas. Lewat cara teristimewa, dia juga melaksanakan riset yang dalam masalah warna. Dia melaksanakan riset dengan susunan/bola transparan. Hasilnya, al-Farisi mencetuskan kalau macam-macam warna berlangsung sebab superimposition ketaksamaan bentuk gambar dalam latar gelap.
Artikel Terkait  : rumus gradient

" Kalau gambar selanjutnya tembus dalam, sinar didukung serta menghasilkan suatu warna kuning bersinar. Seterusnya mencampurkan gambar yang dikurangi selanjutnya suatu warna gelap serta merah gelap sampai hilang saat matahari ada di luar kerucut pembiasan cahaya setelh 1 kali pemantulan, " papar al-Farisi.

Penelitiannya itu berhubungan dengan basic penyidikan teori dalam dioptika yang dimaksud al-Kura al-muhriqa yang awal kalinya udah dijalankan oleh pakar optik Muslim mula-mula ialah, Ibnu Sahl (1000 M) serta Ibnu al-Haytham (1041 M) . Dalam Kitab Tanqih al-Manazir, al-Farisi gunakan bejana kaca besar yang bersih berbentuk suatu bola, yang berisi air, buat mendapat eksperimen mode rasio besar perihal tetes air hujan.

Ia selanjutnya memposisikan mode ini dengan suatu camera obscura yang berperan buat mengatur lubang sasar camera buat pengenalan sinar. Ia memproyeksikan sinar ke dalam bola serta pada akhirnya dikurangi dengan sejumlah eksperimen serta riset yang mendetil buat pemantulan serta pembiasan sinar kalau warna pelangi merupakan suatu pertanda dekomposisi sinar.

Hasil penelitiannya itu hampir mirip dengan Theodoric of Freiberg. Kedua-duanya berpatokan pada teori yang diwariskan Ibnu Haytham dan riset Descartes serta Newton dalam dioptika (contoh-contohnya, Newton melaksanakan suatu riset sama di Trinity College, dengan gunakan suatu prisma lumayan dikit bersifat bola) .

Hal demikian diterangkan Nader El-Bizri, dalam sejumlah karyanya seperti " Ibn al-Haytham " , in Medieval Science, Technology, and Medicine : An Encyclopedia, " Optics " , in Medieval Islamic Civilization : An Encyclopedia dan " Al-Farisi, Kamal al-Din, " in The Biographical Encyclopaedia of Islamic Philosoph dan buku " Ibn al-Haytham, al-Hasan " , in The Biographical Encyclopaedia of Islamic Philosophy.

Di golongan sarjana kekinian berlangsung ketaksamaan opini berkaitan teori pelangi yang dicetuskan al-Farisi. Ada yang percaya itu jadi karya al-Farisi, tidak hanya itu juga ada yang merasa teori itu dicetuskan gurunya al-Shirazi. " Penemuan perihal teori itu selayaknya duganya datang dari (al-Shirazi) , selanjutnya diperluas [al-Farisi], " tutur Boyer.

Al-Farisi udah berikan andil yang demikian besar untuk peningkatan pengetahuan optik. Pikiran serta teori yang dicetuskannya demikian berfaedah dalam menyingkap rahasia alam, diantaranya pelangi.

No comments:

Post a Comment