Saturday, October 12, 2019

Jangan Lewatkan Pentingnya Literasi Meningkatkan Kualitas Hidup

Pergerakan Literasi Nasional memiliki tujuan buat menumbuhkembangkan budaya literasi pada ekosistem pendidikan, dimulai dengan keluarga, sekolah, serta warga dalam rencana evaluasi selama hayat jadi usaha buat tingkatkan mutu hidup.


Hal demikian diutarakan Prof Dadang Sunendar M Hum kala mengemukakan presentasi “Upaya Pembinaan Bahasa lewat Pembudayaan Literasi Baca-Tulis serta Berakal sehat Tingkat Tinggi” pada aktivitas Tuntunan Tekhnis Pengajar Literasi Baca-Tulis Tingkat Nasional di Hotel Grand Cempaka Putih, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Aktivitas yang diikuti oleh 120 orang dari golongan guru, pelaku literasi, serta penyuluh bahasa dari 34 propinsi di Indonesia serta terjadi pada tanggal 8-14 April 2019 ini adalah bagian awal dari serangkaian aktivitas tuntunan tekhnis literasi baca-tulis yang dijalankan oleh Tubuh Peningkatan Bahasa serta Perbukuan, Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan.
Simak juga : teks eksposisi

Prof Dadang Sunendar mengatakan kalau hasil kajian perihal Wawasan Guru pada Tipe Teks pada 1467 guru yang dipilih lewat cara acak benar-benar mengagetkan.

Analisis itu, ujarnya. , mengutarakan kalau masih didapati guru yang tidak mengerti bakal tipe teks uraian (46%) , eksplanasi (48%) , eksposisi (42%) , cerita (48%) , prosedural (43%) , serta laporan (51%) .

Artikel Terkait :  contoh teks eksplanasi singkat

Prof Dadang Sunendar menuturkan peta jalan Pergerakan Literasi Nasional (GLN) yang terbagi dalam lima bagian, ialah : rintisan serta pengenalan, penyelasaran serta penerapan, pelebaran serta penguatan, pengamatan serta pelajari, dan peningkatan.

“Program yang punyai prinsip bertautan, terpadu, serta menyertakan semua pemangku kebutuhan ini ditujukan buat membuat ekosistem pendidikan serta kebudayaan yang mengarah pada penumbuhan budi pekerti, ” pungkasnya.

Buat menyukseskan GLN, kata Dadang, Kemendikbud sudah mengkreasikan beberapa program literasi.

“Misalnya : Pergerakan Literasi Keluarga, Pergerakan Literasi Sekolah, Pergerakan Literasi Warga, Pergerakan Literasi Budaya, Pergerakan Literasi Baca-Tulis, dan Satu Guru Satu Buku, ” terangnya.

Semua program literasi itu, ujarnya, butuh literasi basic jadi dasar basic keahlian era ke-21.

Literasi basic itu, susulnya, berbentuk literasi baca-tulis, literasi budaya serta kewargaan, literasi digital, literasi finansial, literasi sains, serta literasi numerasi.

“Ada beberapa taktik GLN. Ialah penguatan kemampuan fasilitator, penambahan banyaknya serta jenis sumber belajar berkualitas, pelebaran akses pada sumber belajar serta lingkup peserta belajar, penambahan pelibatan publik, dan penguatan tata atur, ” katanya.
Artikel Terkait :  contoh teks eksplanasi singkat

Mengenai perolehan GLN, papar Dadang, di antaranya 546 bahan bacaan literasi, 264 aktivitas literasi, Pergerakan Indonesia Membaca di 64 Kabupaten/Kota, terbentuknya 83 Kampung Literasi, penguatan 420 Taman Bacaan Warga, kesepakatan kerja sama-sama (MoU) di antara Kemendikbud serta PT Pos Indonesia perihal Pendayagunaan service pos dalam peningkatan pendidikan serta kebudayaan, dan kesepakatan kerja sama-sama (PKS) di antara Tubuh Bahasa serta PT Pos Indonesia perihal program pengiriman buku dalam penerapan GLN.

Tubuh Bahasa sudah menghadirkan GLN. Beberapa salah satunya : pemasokan bahan bacaan, Bimtek pelaku literasi, festival literasi, penyediaan 115 bahan bacaan buat lokasi 3T, KBBI V, pemasokan bahan ajar serta pendukung BIPA, dan laboratorium kebhinekaan.

“Kegiatan pada hari pertama ini terjadi lancar, teratur, serta interaktif. “Ngegas poll, ” demikian kesan-kesan Yeti Islamawati, satu diantara peserta yang guru Mts Negeri 9 Bantul

No comments:

Post a Comment