Sunday, July 28, 2019

Buat Kamu Yang Penasaran, Ini Cara Quick Count Bekerja

Tidak cuman, pastinya, hasil perhitungan nada oleh KPU, salah satunya soal yg paling ditunggu-tunggu serta acapkali bikin deg-degan publik sehubungan Pemilihan kepala daerah 2018 yaitu quick count alias hitungan cepat.

Walaupun begitu, sedikit yang mengetahui bagaimana quick count kerja. Dalam sejumlah masalah awal mulanya hasilnya cepat, acapkali tepat.

Tehnis implementasi kalkulasi cepat sesungguhnya tidak sangat susah. Pemrosesan datanya lantas tidak manual . Simak Juga : rumus excel lengkap


Semasing instansi survey yg lakukan proses kalkulasi cepat telah menyimpan program yg didesain pribadi. Kemungkinan yang cukup susah semata-mata pengerjaan software programmnya.

Eks direktur kajian Indobarometer, Muhamad Yusuf Kosim, cerita kalau kalkulasi cepat sesungguhnya adalah sistim statistik terapan yg diperlukan dalam perhitungan nada.

Bila kebetuhan kalkulasi cepat kian berkembang beberapa waktu terakhir ini, faktanya semata-mata biar publik dapat tambah cepat tahu hasilnya.

Dalam proses kalkulasi cepat ini perhitungan didasarkan pada unit tempat pungutan suara (TPS) , bukan individu pemilih. Karena itu, instansi survey akan mencatat banyaknya serta pesebaran TPS.

Data ini akan memastikan pembagian persebatan TPS semasing lokasi, sesudah tahu banyaknya sampelnya.

Tidak semua hasil nada TPS dihimpun. Cukup sampel saja. Nah, disini faksi instansi survey mesti jeli dalam memastikan sampel supaya bisa wakili populasi. Sampel diambil berdasar pada prinsip acak atau acak.

Tingkat kekeliruan lantas telah ditetapkan dari pertama. Misalnya, Indobarometer menentukan menggunakan margin of error 0, 5%, dan LSI tambah tinggi, yaitu 2%.

Alasan sesudah itu pembagian populasi TPS. Instansi survey mesti memahami benar ciri-ciri populasi, sebagaimana homogen serta heterogen lokasi yg disurvei. DKI Jakarta saja yg terdiri jadi lima sisi kotamadya mempunyai ketidakcocokan pembagian populasi pemilih.

Prinsipnya, makin banyak pemilih maka makin banyak sampel TPS-nya. Proses pemproporsian ini pun telah dilaksanakan oleh program pc.

Hambatan SMS terlambat

Dalam hari H implementasi kalkulasi cepat, instansi survey tinggal menanti laporan dari banyak relawan di lapangan berdasar pada hasil perhitungan yg telah disahkan panitia serta saksi.

Pengiriman beberapa angka hasil penghitungan cepat melalui SMS atau WA atau media kirim pesan yang lain dengan menuliskan kode setiap calon plus wilayahnya.

Di kantor pusat, data itu masuk serta diproses automatis. Team di instansi survey tinggal duduk manis sembari ngopi untuk saksikan gerakan angka yg turun-naik. Hasil ini pun juga dapat bisa dibagi jadi per lokasi.

“Pembagian ini bagus juga untuk kajian. Sekiranya calon A menang di lokasi X. Itu berikan interpretasi yg semakin bagus, ” jelas Dodi.

Sebab pengiriman data jadi ujung tombak, kekeliruan tidak bisa berlangsung disektor ini. Karenanya, banyak relawan melalukan simulasi sampai berulangkali.

“Mengirim pesan bener-bener ringan, tetapi kenyataannya masih ada-ada saja yg salah saat simulasi, ” papar Yusuf. Walau sebenarnya tidak cuman kecepatan, proses kalkulasi cepat pula tuntut ketepatan.

Hambatan pengiriman data ini yaitu bila jalan komunikasi macet. Pesan terlambat atau pending, contohnya. Antisipasinya, relawan pula disuruh untuk isikan laporan di kertas yg dihimpun ke koordinator lokasi.

Indobarometer sempat alami kemacetan jalan komunikasi ini, tetapi dari pengamatan dapat selekasnya didapati relawan yg belum menyetor.

Di beberapa daerah tersendiri, persoalan dapat semakin bertambah berwujud medan yg susah. Relawan kadangkala memerlukan alat transportasi seperti pesawat terbang atau kapal yg efeknya yaitu cost. Atau bila terpaksa sekali, menurut Yusuf, mereka menggunakan telephone satelit.

Diperlukan relawan berdiri sendiri

Dalam pemaparan Dodi, instansi surveinya lakukan kalkulasi cepat tidak ada pretensi apapun, terkecuali supaya bisa memperoleh hasil yg cepat serta jadi data pembanding.

Semisalkan hasil kalkulasi cepat nyatanya jauh berlainan dengan hasil sah KPU, bisa jadi dikarenakan kekeliruan penghitungan instansi survey atau berlangsung kebohongan di data sah.

“Hitung cepat sekalian jadi pengawas nada serta meminimalisasi gerakan nada yg hilang, ” papar Dodi.

Pastinya arah itu bisa terwujud bila kejujuran relawan terbangun. Mereka mesti berdiri sendiri serta nonpartisan. Tidak cuman ada penandatanganan sejenis kontrak, dilaksanakan pula pengawasan oleh team supervisor.

Teknik lain, relawannya dapat dua orang sampai-sampai meminimalisir kongkalikong.

Tetapi, kalkulasi cepat yg terlihat modern serta praktis ini pun miliki kekurangan. Contohnya bila nada antarkandidat berlainan tipis. Indobarometer sempat merasakannya pada Pemilukada Kabupaten Buton, Sulawesi Selatan.

Beda antarcalon hanya 2%! “Situasi ini bikin kita mesti waspada dalam mengaitkan hasil perhitungan nada. Ditambah lagi bila daerahnya terpencil, kita butuh menyaksikan hasil akhir perhitungan sah, ” kata Yusuf.

Maklum, kalkulasi cepat dengan margin of error 0, 5 prosen serta tingkat keyakinan 99 prosen, bermakna hasil akhir plus-minus 1%. Bila tidak waspada, hasil perhitungan bakalan meleset. Bila telah demikian kalkulasi cepat Hanya sebatas unggul cepat saja.

Berarti, pencapaian nada calon hasil dari kalkulasi cepat ini dapat berubah ke atas atau ke bawah sebesar 2%. Kian kecil angka margin of errortentu hasilnya kian akutar.

Sampel besar cost abuh


Kalkulasi statistik lantas ditangani sampai selanjutnya nampak banyaknya sampel TPS dengan margin of error yg sudah ditetapkan barusan. Pada Pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2012 lalu, contohnya. Dari 15. 059 TPS, Indobarometer memakai 300 TPS jadi sampel, dan LSI menggunakan 410 TPS.

“Prinsipnya, kian besar banyaknya sampel TPS, kian dekati ciri-ciri populasi, ” papar Kuskridho Ambardi, Direktur Eksekutif LSI.

Sesaat Yusuf menerangkan kalau banyaknya 300 sampel telah cukup wakili untuk lembaganya.

“Menggunakan sampel 500 atau 15 ribu sekalinya, bila hasilnya sama, ya buat apa mesti besar-besar? ” tuturnya. Serta perlu diingat, ini bab cost juga. (

Sumber : rumus

No comments:

Post a Comment