Tuesday, November 19, 2019

Jangan Lewatkan Baghdadi Tewas, Ideologi ISIS Masih Hantui Indonesia dan Asia

Amerika Serikat terus menyenangkan operasi militernya yang diklaim sukses tewaskan pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi. Tetapi, beberapa faksi merasa ideologi ISIS tetap akan terus menghantui Indonesia serta sekian banyak negara di Asia Tenggara.

Kepolisian Indonesia sendiri mengaku kalau berita berkenaan kematian Baghdadi malahan menaikkan kesiagaan aparat dalam negeri.

" Kematian al-Baghdadi telah disiarkan dunia internasional serta itu berubah menjadi kesiagaan kami, " papar Kepala Sisi Penerangan Umum Polri, Asep Adi Saputra, sama seperti dilansir Di antara, Senin (28/10) .


Menurut Asep, kematian Baghdadi gak serentak memberikan indikasi ISIS di Suriah melemah. Detasemen Teristimewa 88 lantas gak dapat meleng memperhatikan gerakan beberapa sel teroris di Indonesia.
Lihat pun : Trump Membuka Peluang Launching Video Serangan Baghdadi
Direktur Deradikalisasi Tubuh Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) , Irfan Idris, pun menuturkan kalau Baghdadi kali saja mati, tetapi ideologi ISIS butuh terus dicermati.

Gak cuma Indonesia, Malaysia pun waspada lantaran beberapa pakar memberikan indikasi peluang gelombang loyalis ISIS ke sekian banyak negara Asia Tenggara, terpenting Filipina.

" Saat ideologi ISIS gak luntur, saat kelompok-kelompok lain yang memegang ideologi jihadi Salafi gak dihilangkan, intimidasi intimidasi tetap akan terus ada, " ujar kepala divisi kontra-terorisme kepolisian Malaysia, Said Ayob Khan Mydin Pitchay seperti dikutip South China Morning Post.
Baghdadi Meninggal, Ideologi ISIS Masih Hantui Indonesia serta AsiaKepolisian Indonesia mengaku kalau berita berkenaan kematian Abu Bakr al-Baghdadi malahan menaikkan kesiagaan aparat dalam negeri. (Dok. Spesial)
Profesor Zachary Abuza dari National War College di Washington pun menuturkan kalau Filipina sebagai tempat baik buat militan ISIS yang lari dari Suriah serta Irak.

" Kepemimpinan ISIS memang menyuruh militan Asia Tenggara buat ke Filipina. Dengan kematian Baghdadi, tambah lebih banyak militan menangguhkan kemauan ke Irak serta Suriah, jadi Mindanao bisa menjadi pilihan mereka, " papar Abuza.

Jubir Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) , Edgard Arevalo, lantas mengaku kalau faksinya langsung waspada tinggi sesudah berita kematian Baghdadi merebak.

" [AFP] masih waspada tinggi dapat peluang usaha buat tunggangi perubahan ini. AFP terus akan lakukan semua daya usaha buat menghambat atau menentang ekstremis teroris yang masih meneror negara kami, " ujarnya.
Lihat pun : Trump Ucap Serangan yang Menewaskan Baghdadi Bak Suatu Film
Lebih jauh, Abuza merasa kematian Baghdadi pun gak dapat mengubah operasional lapangan sel intimidasi di Asia Tenggara.

" Tebakan saya beberapa sel Asia Tenggara yang berbaiat ke ISIS terus akan lakukan apa yang mereka kerjakan, gak perduli apa yang berlangsung di Suriah. Sel pro-ISIS di Indonesia saat dua hingga tiga tahun ini saja telah membidik polisi, serta politisi, " ujar Abuza mengacu pada serangan pada eks Menko Polhukam, Wiranto.

Abuza menuturkan kalau metode komandi ISIS, terpenting di Asia, tak terpusat. Rata-rata sel di Asia Tenggara gak miliki tempat spesifik.

" Di Asia Tenggara, group itu lebih cair. Individu-individu berganti pada kelompok-kelompok, " katanya.

Simak Juga : ideologi terbuka

Sama dengan Abuza, profesor pengetahuan politik dari Northeastern University, Max Abrahms, pun merasa metode operasi ISIS gak seperti Al Qaidah dibawah pimpinan Osama Bin Laden. Menurut dia, ISIS sampai kini jalankan metode operasi gak terpusat.

" Saat Bin Laden meninggal, pertanyaan berkenaan siapa yang menggantikannya lebih berkaitan lantaran Bin Laden lebih mengontrol Al Qaidah dibanding dengan Baghdadi di ISIS, " papar Abrahms.
Artikel Terkait : masyarakat madani adalah

Charlie Winter, periset dari King's College, London, pun mengamini pengakuan Abrahms. Menurut dia, ISIS mengimplementasikan susunan birokrasi terbuka sampai-sampai mereka gak betul-betul kebingungan saat pemimpin hilang.

" Group jihadi itu mungkin bertahan atau lebih kuat lewat kehilangan pemimpin kalau mereka miliki metode birokrasi serta susunan, " kata Winter pada AFP.

No comments:

Post a Comment