Monday, November 11, 2019

Beginilah Anis Matta Akui Sakit Hati dengan PKS

Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, partai baru yang dinahkodainya membawa ideologi Islam nasionalis. Pedomannya konsisten Pancasila serta terbuka untuk seluruhnya bagian warga Indonesia.

“Partai ini insyaallah bisa jadi partai yang terbuka berarti, untuk seluruhnya rakyat Indonesia. Azasnya yakni Pancasila, jati diri konsisten Islam serta kita mau hentikan seluruhnya perbincangan polarisasi Islam dengan nasionalis, ” kata Anis Matta di area Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (10/11) .
Simak juga : ideologi terbuka

Eks Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, tujuan suara Partai Gelora tak tersekat pada golongan khusus saja, contohnya Islam. Dia mengatakan, tujuan voters Partai Gelora yakni seluruhnya warga Indonesia tidak dengan kecuali.

“Saya mau Partai Gelora ini berubah menjadi titik jumpa seluruhnya bagian bangsa dari saluran yang beda-beda.  Jadi ini seperti sungai saya mau bikin bangsa ini semua dengan semua komponennya mengalir disana, ” tutur Anis.

Anis pun gak menolak, banyak kader dari PKS yang berganti ke Partai Gelora. Akan tetapi, sejumlah besar anggotanya datang dari ormas (Organisasi masyarakat) Pergerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) .
Artikel Terkait : pengertian sumber hukum

Biarpun demikian, Anis lantas gak menolak bila sejumlah besar anggota Partai Gelora sebagai barisan sakit hati dari PKS. Akan tetapi dia menegaskan Partai Gelora gak dapat kerja atas landasan sakit hati.

“Saya tak menafikkan jika kami punyai perselisihan dahulu di PKS. Termasuk juga Pak Fahri pun, ini bukti yang tak dapat kita ingkari. Tetapi kami tak kerja dengan latar sakit hati, ” bebernya.

Anis pun memperjelas, apa yang telah dilakukan di PKS mulai sejak awal bisa jadi panutan kerja di Gelora, kendati dengan beberapa pengembangan di dalamnya.

“Pada dasarnya semua cerita yang kita ciptakan di sini telah saya ciptakan dulu sejak saya masih di PKS baik jadi Sekjen atau jadi Presiden, ” ujarnya.

No comments:

Post a Comment